14 Jul 2015

Krisis bursa saham tahun ini (2015) yang dipicu oleh default hutang Yunani dan bubble bursa saham China, mengakibatkan bergelimpangnya saham saham emiten unggulan di sektor konstruksi, bank, dan property, batalnya rebound saham berbasis CPO, dan semakin  terpuruknya harga minyak dunia yang mencapai 50 USD per barrel, membuat tidak berdayanya sektor batu bara untuk bangkit, bahkan  malah semakin terpuruk.


Salah satu yang menarik untuk diperhatikan adalah ada bebarapa emiten yang tahan krisis, salah satunya adalah saham saham yang berada dalam naungan grup Djarum, yaitu BBCA, UNVR, dan TOWR,  DJarum adalah perusahaan rokok terkemuka yang berpusat di Kudus, Jawa Tengah  yang dimiliki oleh duet bersaudara Budi dan Bambang Hartono, Budi dan Bambang Hartono menurut survey majalah Forbes duet Hartono adalah orang terkaya di Indonesia dengan jumlah 116 Trilyun rupiah Budi dan 112 Trilyun rupiah  Bambang, jauh di atas Chairul Tanjung (CT grup), Mochtar Riady (lippo), dan Peter Sondakh (Rajawali) yang harta kekayaan melejit setelah berhasil "menipu" pemegang saham BWPT melalui Right  Issue(RI).


Djarum mengusai 51%  saham bank BCA melalui Farindo Holding Ltd, seperti kita ketahui Budi Hartono sebagai dedengkot Djarum sangat menyukai olah raga bulu tangkis, mendirikan PB Djarum, mencetak pebulu tangkis ternama Lim Swie King, dan berapa waktu ini mensponsori pertandingan bulutangkis berskala internasional, yaitu BCA open.  salah satu fakta yang menarik adalah Budi Hartono sebagai bos rokok (racun)  ternyata sangat memperhatikan olahraga dan kesehatan, bos Djarum ini tidak merokok, berbeda dengan paham Buffet yang menggemari Coca Cola,  karena ia menanamkan banyak sahamnya di coca cola, walau belakangan ini kita ketahui juga coca cola ternyata  racun juga karena merusak kesehatan bila dikonsumsi berlebih  , hihihi...... dan Steve Job yang juga menggunakan smartphone ciptaannya sendiri apple.


Djarum selain memiliki bisnis utama rokok juga memiliki bisnis sampingan yang tidak kalah besarnya, bisnis CPO melalui perusahannya PT Hartono Platation Indonesia, melalui perusahaan ini DJarum menguasai 65.000 ha lahan sawit  di Kabupaten Landak, Kalimantan Barat, tak cuma sawit Hartono juga mengusai lahan seluas 20.000 ha untuk mengembangkan HTI kayu di Kalimantan Timur, untuk pengembangan dan mendukung industri kertas, seperti anda ketahui industri rokok juga memerlukan dus packing dan dus rokok disamping rokok itu sendiri.

Djarum juga menguasai bisnis elektonik brand ternama Polytron, yang memproduksi HP, Kulkas, Televisi, dispenser, dll,  Djarum juga membeli Kaskus dan blibi.com,  untuk anda ketahui Djarum menggelontorkan dana 1 juta dollar AS untuk mengusai dan mengembangkan pasar e-commerce, yang merupakan bisnis masa depan,  Djarum juga tidak mau kalah untuk merambah sektor property melalui anak perusahaannya, antara lain Puri Cugni, Graha Padma Internusa, Bukit Muria Jaya Estate, Fajar Surya Perkasa, Nagaraja lestari,, dan Cipta Karya Bumi Indah,  membangun 2 mall bersakala nasional WTC mangga dua Jakarta, Daan Mogot mall dan Grand Indonesia.


Bedasarkan pengamatan penulis fund manager Schroder, yang memilik dana kelolaan terbesar  reksadana di Indonesia saat ini, ternyata sangat intens menempatkan dananya di emiten BBCA dan UNVR, disamping  pentolan lama (sang save heaven) TLKM dan ASII yang kinerjana mulai menurun belakangan ini, dengan dukungan Grup Djarum di balik layar anda bisa melihat bukti  daya tahan emiten BBCA dan UNVR dalam mengarungi krisis 2015 ini, faktanya pada saat pasar bearish emiten grup Djarum hanya terkoreksi tipis, in the future  bila saatnya pasar saham bergerak bullish saham saham grup Dajrum  inilah yang akan pertama kali memimpin dan jmenjadi barometer  IHSG di saat bullish, terlepas dari saham TOWR yang tidak liquid dan mampu bertahan di atas langit, walapun dengan rapor merah penurunan laba 62% pada kuartal I/2015,  TOWR mampu bertahan hingga saat ini tanpa disertai koreksi yang berati, so.... bilamana anda mau investasi  untuk jangka panjang dengan pertumbuhan return yang konservatif penulis menyarankan anda menyimpan dana anda di saham Grup Djarum.

0 komentar:

Post a Comment

Mohon menulis komentar dengan bahasa yang baik tidak mengandung unsur sara, politik dan iklan.

Anda paling tertarik pada artikel apa ?

Flag Counter
Powered by Blogger.

.

.

.