19 Dec 2014

Dahulu ketika penulis memulai trading di pertengahan tahun 2005, ketika itu penulis memutuskan masuk ke dunia persahaman, setelah menderita kejatuhan dalam di pasar Forex dalam curency Yen, penulis memutuskan mendalami ilmu trading yang sedikit lebih ringan yaitu saham, bila dibandingkan dengan pasar uang (Forex), kesalahan yang penulis alami dalam Forex, menjadi pelajaran yang tak terlupakan yaitu, tidak boleh mempercayai seratus persen seseorang dalam trading, karena ketika itu penulis menyerahkan sepenuhnya kepada broker untuk transaksi jual-beli.

Dalam perjalanannya, ketika penulis mulai masuk kedunia persahaman ini, penulis berfikir tidak ada resiko kita kita masuk saham-saham Blue Chip untuk investasi jangka panjang, tetapi ketika penulis sadari ternyata ketika kita “nyangkut” dalam saham blue chip sekalipun, kita menderita kerugian karena adanya dana yang tidak bergerak, ya kalau saham tersebut kembali lagi harganya ke harga semula yang kita beli, bagaimana jadinya ketika saham yang kita tanam jatuh dalam terus menerus seperti BUMI? apakah kita tidak mengalami penyesalan yang berkepanjangan? ketika itulah penulis sadar penulis harus memahami dan belajar beberapa jurus trading technical maupun fundamental.

Esensi dari Trading, sebenarnya adalah mengalahkan IHSG, IHSG tahun ini memperoleh return kurang lebih sekitar +20%, bagaimana dengan portofolio anda apakah dibawah IHSG, mirip dengan IHSG, atau di atas IHSG?

ada beberapa pengamat persahaman mengatakan, bila jam terbang anda kurang dari 1-2  tahun return anda dapat dipastikan lebih kecil dari IHSG atau sama dengan IHSG, dan bila jam terbang anda 3-5 tahun lebih, return anda dapat lebih tinggi dari IHSG,  dalam jaman Online Trading seperti saat ini, jauh ketika dahulu ketika penulis memulai investasi saham hanya mengandalkan data dari surat kabar Bisnis Indonesia serta Running text harga saham di Metro TV, dan sulitnya mendapat line telefon broker untuk melakukan transaksi beli/jual, terutama di awal awal jam trading bursa, anda dapat lebih cepat belajar, karena disamping saat ini kita tidak perlu malu menelefon broker hanya untuk membeli 1 lot saham berharga di bawah 100 rupiah, karena hanya anda sendiri yang tahu, juga anda dapat melakukannya semudah memencet tombol di keyboard, sehingga trading menjadi lebih mudah, ditambah dengan  bertebarannya informasi di internet, dan forum-forum saham.

Trading pada dasarnya anda memboroskan waktu yang dapat anda gunakan untuk keperluan yang lain (mencari uang bisnis lain atau menjadi lebih dekat kepada keluarga yang anda cintai), seorang investor dengan pengetahuan “biasa biasa saja”, yang tidak melakukan trading setiap waktu dan hanya memantaunya pada waktu waktu senggang, sekiranya dapat mengalahkan return IHSG bila ia tahun ini menyimpan portofolionya di saham saham konstruksi, mengikuti rekomendasi beberapa sekuritas ternama, saham saham konstruksi sebelumnya memang mendapat rekomendasi lebih beberapa sekuritas ternama, saham konstruksi itu adalah WIKA, ADHI, WSKT, WTON, dan PTPP, saham saham berbasis konstruksi memperoleh return cukup fantastis yaitu, all diatas +100% pertahun, yang lebih fantastis lagi bila investor tersebut menaruh seluruh uangnya di saham PTPP (kurang lebih +175%), jadi bila anda menyimpan saham konstruksi di awal tahun 2014 sebanyak 1 milliar, anda akan memperoleh lebih dari 2 milliar di akhir tahun 2014, fantastis bukan?

Secara logika berfikir seharusnya Trader bisa menghasilkan profit yang lebih tinggi dari pada investor, karena setiap waktu ia berada dalam layar trading, karena ia menginvestasikan waktunya lebih banyak, bahkan sangat banyak untuk trader ODT (one day trading) , karena ia harus memelototi  terus layar monitor running trade tanpa berkedip, bayangkan bila seorang trader  menang terus di saham gorengan juga menginvestasikan sebagian portofolionya di saham konstruksi, coba lihat…….beberapa saham gorengan seperti APOL WICO CPRO INAF TRAM beberapa kali Auto Reject Kanan, mestinya ia dapat memperoleh ribuan persen dari hasil tradingnya.

Sekarang kembali lagi kepada anda, hitung return anda tahun ini, bila return anda terus-menerus di bawah IHSG atau sama dengan IHSG, atau malahan yang lebih parah  rugi, ada baiknya anda mulai berfikir menaruhnya dalam reksadana saham, atau investasi yang lain, tetapi bila retun anda lebih tinggi, dan mengalahkan  investor yang menaruh sebagian besar portofolionya di saham saham konstruksi (diatas +100%), berarti trading anda sudah benar, tetapi bukan berarti anda harus berhenti untuk belajar.

 

nb. Bila anda adalah kebetulan pembaca yang diundang masuk ke blog penulis anda dapat membaca analisa terakhir saham-saham  yang dibeli penulis disini http://keneishastock.blogspot.com/2014/12/inaf-not-enough-ii.html disini http://keneishastock.blogspot.com/2014/12/giaa-who-dare-ii.html dan disini http://keneishastock.blogspot.com/2014/12/cpin-di-persimpangan-jalan.html

0 komentar:

Post a Comment

Mohon menulis komentar dengan bahasa yang baik tidak mengandung unsur sara, politik dan iklan.

Anda paling tertarik pada artikel apa ?

Flag Counter
Powered by Blogger.

.

.

.